Herpes genital atau herpes kelamin adalah penyakit menular seksual baik pada pria maupun wanita, yang ditandai dengan lepuh di area genital.
Namun, herpes genital juga terkadang tidak menimbulkan gejala apapun sehingga kondisi ini seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Herpes genital atau herpes genital adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.
Penyakit ini paling sering ditularkan melalui hubungan seks dengan orang yang terinfeksi virus ini. Selain itu, herpes genital juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke janinnya.
Herpes kelamin atau herpes simpleks adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Setelah penderita terinfeksi, virus tetap dorman di dalam tubuh dan dapat aktif kembali hingga beberapa kali dalam setahun.
Penyakit menular ini juga dapat ditularkan melalui luka kecil yang tidak terlihat.
Herpes kelamin jarang terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Virus yang dapat menyebabkan infeksi lebih mudah menular dari pria ke wanita selama hubungan seksual, yang mungkin menjelaskan perbedaannya.
Sebagian kasus herpes kelamin tidak akan menimbulkan gejala, dan banyak orang memiliki kondisi tersebut tanpa menyadarinya.
Orang lain akan mengalami gejala yang muncul di kemudian hari jika virus aktif kembali. Meski begitu, gejala pada pria dan wanita sesungguhnya sama. Berikut adalah tanda dan gejala herpes kelamin:
Gejala ini umumnya muncul sekitar 4 hari setelah terpapar. Gejala dapat berlangsung beberapa minggu dan dapat muncul kembali di masa depan.
Saat ini tidak ada obat untuk herpes genital. Namun, kebanyakan orang mengalami gejala ringan, tanpa komplikasi jangka panjang dari virus. Dokter spesialis kelamin dapat meresepkan obat antivirus.
Obat antivirus akan mempersingkat durasi gejala atau mencegah kejadian di masa depan. Krim topikal juga dapat membantu meredakan nyeri.
Saat ini tidak ada vaksin yang mencegah penularan virus herpes genital. Namun, Anda dapat mengurangi risiko tertular atau menularkan herpes genital melalui praktik seksual yang aman, seperti:
Beberapa komplikasi herpes genital yang dapat terjadi antara lain:
Infeksi HSV-2 dapat meningkatkan risiko tertular infeksi HIV sekitar tiga kali lipat. Selain itu, orang dengan HIV dan HSV-2 lebih mungkin menularkan HIV kepada orang lain.
Infeksi HSV-2 adalah salah satu infeksi paling umum pada orang dengan HIV.
Pada orang dengan gangguan kekebalan, termasuk mereka dengan infeksi HIV lanjut, herpes genital dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan kekambuhan yang lebih sering.
Komplikasi langka HSV-2 termasuk meningoensefalitis (infeksi otak) dan infeksi diseminata.
Dalam kasus yang jarang terjadi, infeksi HSV-1 dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah, seperti ensefalitis (infeksi otak) atau keratitis (infeksi mata).
Herpes neonatus adalah kondisi ketika bayi terpapar virus HSV saat melahirkan. Kondisi ini jarang terjadi, tetapi herpes neonatal adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kecacatan neurologis jangka panjang atau kematian.
Risiko herpes neonatal paling tinggi ketika seorang ibu tertular HSV untuk pertama kalinya di akhir kehamilan.
Selain itu, herpes genital juga dapat menimbulkan komplikasi berupa peradangan atau peradangan dan gangguan pada kandung kemih.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit herpes genital, antara lain:
Herpes genital juga bisa kambuh. Untuk mencegah penyakit ini berulang, penderita perlu menghindari hal-hal yang bisa menjadi pemicunya, seperti sinar UV, gesekan di area genital (saat berhubungan seks atau akibat memakai pakaian ketat), merokok atau minum alkohol.
Jika herpes kelamin kambuh, segera periksakan pada dokter ahli kelamin terdekat anda.
Sumber: Klinik Utama Sentosa